Jumat, 22 Desember 2017

Marhalah Marifatullah

hamba yang akan berjalan menuju Allah swt, harus melalui tahapan-tahapan (marhalah-marhalah) yaitu melalui : Syari’at, Thariqat, Hakikat dan Ma’rifat, atau dengan kata lain harus menempuh proses empat tahapan diantaranya :

– Pertama : Marhalah Amal Lahir artinya berkekalan melakukan amal ibadah baik yang wajib ataupun yang sunnah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw atau disebut usaha menghias diri dengan Syari’at.

– Kedua : Marhalah Amal Bathin atau Muraqabah yaitu berusaha dengan sungguh-sungguh mensucikan diri dari maksiat lahir dan bathin (takhalli) dengan cara taubat dan istighfar, memperbanyak dzikir dan shalawat, menunduk kan hawa nafsu dan menghiasi diri dengan amal terpuji/mahmudah lahir dan bathin (tahalli) atau disebut menjalankan Thariqah.

Pada tahap ini, setelah hati dan rohani telah bersih karena terisi oleh taubat dan istighfar, dzikir-dzikir dan shalawat, maka dengan rahmat Allah datanglah Nur yang dinamakan Nur Kesadaran.

– Ketiga : Marhalah Riyadhah dan Mujahadah yaitu berusaha melatih diri dan melakukan jihad lahir dan bathin untuk menambah kuatnya kekuasaan rohani atas jasmani, guna membebaskan jiwa dari belenggu nafsu duniawi, supaya jiwa itu menjadi suci bersih bagaikan kaca yang segera dapat menangkap apa-apa yang bersifat suci, sehingga akan beroleh berbagai pengetahuan yang hakiki tentang Allah dan kebesaran-Nya. Pada tahap ini, mulailah jiwa sedikit demi sedikit merasakan hal-hal yang halus serta rahasia, merasakan kelezatan dan kedamaian, dan merasakan nikmatnya iman dan taqwa dalam jiwanya. Kemudian selanjutnya datanglah kasyaf/keterbukaan mata hati, menyusul terbuka hijab sedikit demi sedikit sehingga sampailah ia kepada Nur Yang Maha Agung sebagai puncak tahap/marhalah ketiga. Nur ini dinamakan Nur Kesiagaan yakni kesiagaan dalam muhadarah bersama Allah. Tahap ini juga disebut Tahap Hakikat.

-Keempat : Marhalah Fana-Kamil yaitu jiwa si salik telah sampai kepada martabat syuhudul haqqi bil haqqi yakni melihat hakekat kebenaran. Kemudian terbukalah dengan terang berbagai alam rahasia baginya yaitu rahasia-rahasia ke-Tuhanan/Rabbani. Dalam pada itu berolehlah dia nikmat besar dalam mendekati Hadrat Ilahi Yang Maha Tinggi. Tahap ini juga disebut dengan Tahap Ma’rifat. Dalam situasi seperti inilah dia menemukan puncak mahabbah dengan Allah, puncak kelezatan yang tiada pernah dilihat mata, tiada pernah di dengar telinga, dan tiada pernah terlintas dalam hati sanubari manusia, tidak mungkin disifati atau dinyatakan dengan kata-kata. Pada marhalah ini sebagai puncak segala perjalanan, maka datanglah Nur yang dinamakan Nur Kehadiran.

Rabu, 26 April 2017

Silat Gerak fakir

(6) 'Mati sebelum mati (hakikat nafas)

Berkata Arifbillah,
'Matikan dirimu sebelum kamu mati'. Maka 'mati yang pertama' itu seolah-olah bercerai ruh dari jasad, tiada daya upaya walau sezarah jua pada hakikatnya, hanya Allah jua yang berkuasa, kamudian dimusyahadahkan didalam hati dengan menyaksikan kebesaran iaitu sifat Jalal dan JamalNya dan kesucianNya. Maka mati diri sebelum mati itu ialah dengan memulangkan segala amanah Allah iaitu tubuh jasad ini kepada yang menanggung amanah iaitu ruhaniah jua.

Ditarikkan 'nafas' itu dengan hakikat memulangkan dzat, sifat, afaal kita kepada Dzat, Sifat, Afaal Allah yang bererti memulangkan segala wujud kita yang zahir kepada wujud kita yang bathin (Ruh). Dan pulangkan wujud Ruh pada hakikatnya kepada Wujud Yang Qadim.

Maka selepas sempurna 'mematikan diri yang pertama' hendaklah melakukan 'mikraj' iaitu 'mematikan diri peringkat kedua' yang dinamakan mati maknawi, iaitu hilang segala sesuatu didalam hatimu malainkan hanya berhadap pada Allah jua. Dengan meletakkan nafas kita melalui alam 'ampas' iaitu antara dua kening merasa penuh limpah dalam alam kudus kita iaitu dalam kepala kita hingga hilang segala ingatan pada yang lain melainkan hanya hatimu berhadap pada Allah jua.

'Mati pada peringkat ketiga' adalah mati segala usaha ikhtiar dan daya usaha diri kerana diri kita ini tidak boleh melakukan sesuatu dengan kekuatan sendiri sebab manusia itu sebenarnya memiliki sifat 'Fakir, Dhaif, lemah dan hina'.

Dinaikkan 'tanafas' hingga ditempatkannya dengan sempurna di 'nufus' dengan melihat pada matahati itu dari Allah, dengan Allah dan untuk Allah.

Dari Allah mengerakkan Ruhaniah, dari ruhaniah mengerakkan Al-Hayat, dari al-hayat mengerakkan Nafas, dari nafas mengerakkan Jasad dan pada hakikatnya itu Allah jualah yang mengerakkan sekeliannya. Pada pandangan dzahir perbuatan hamba tetapi pada pandangan matahati perbuatan Allah jua. Maka Syuhud akan Allah pada kosadnya (niat) dan segala gerak dan diamnya sebagaimana firmanNya,

"Dan tiadalah yang melontar oleh engkau ya Muhammad ketika engkau melontar tetapi Allah yang melontar........." .
Wallahhualam

Minggu, 16 April 2017

Rahasia yang disembunyikan


sebagai umat muslim yg baik pasti dihati kita banyak yg ingin pergi ke mekah hanya sekedar untuk melihat ka'bah
----------------------
Berbondong-bondong manusia dari lapisan bumi ini yg berkerumun mengelilingi ka'bah, bahkan jika kita telah sampai pada pengetahuan makrifat maka kita juga bisa menyaksikan juta'an jin yg jg mengitari bangunan ka'bah ini
----------------------
berangkat dari sinilah pengetahuan ilmu haqiqat ka'bah ini dimulai, kalau kita mampu menguak tabir haqiqat kabah ini, maka dapat kita mengakses keajaiban-keajaiban serta fungsi-fungsi nya
----------------------
Diantara nya adalah raja dari raja pelarisan usaha, raja pengasihan umum maupun khusus dll.
----------------------
baiklah mungkin diantara kita ada yg tidak sabar bagaimana sih caranya, mengapa banyak jabar nya, tentu jabaran di atas sangatlah perlu, tanpa pengetahuan ilmu nya, tentu kita tidak mampu meraih karomahnya
----------------------
baiklah langsung saja kita mulai bagaimana agar kita mampu meraih karomah haqiqat ilmu ka'bah ini
----------------------
pertama-tama berwudhu lah terlebih dahulu, siapkan kamar yang bersih, lalu duduklah yg rileks dan tenang
----------------------
Lalu rasakan dan menyatulah dengan alam, masuk dan ikuti pergerakan alam tersebut tanpa melawan, kemudian bayangkan anda berada di depan pintu ka'bah dan masuklah
----------------------
Nah, pada tahap ini lupakan anda sedang berada dalam kamar tadi atau tepat dimulainya proses ini serta perjalanan-perjalanan tadi
----------------------
Benar-benar rasakan bahwa anda sedang duduk ditengah-tengah ka'bah tadi, dan rasakan dengan sebenar-benarnya
----------------------
lihatlah sekeliling anda dg visualisasi bahwa anda anda dapat melihat sekeliling anda dan haqul yaqin bahwa anda benar-benar ditengah-tengah ka'bah dan bukan ditempat lain
----------------------
(tentunya anda harus tahu dulu tentang kabah ini kan mustahil tidak tahu rupa kabah tapi membayangkan ka'bah)
----------------------
diamkan jiwa anda berlama-lama didalam ka'bah tersebut, lalu ucapkan dalam hati :
----------------------
"AL IDZATULILLAHI BI'ISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIM jiwaku adalah wujud kebenaran Allah, sirrullah dzatullah, sukma Cahaya dan rasa bathinku, Yahu, (sebutkan kehendak) Hu Allah, dan ijabah lelaku yg kuinginkan, KUN SHOLLI ALA MUHAMMAD KUNHI MUHAMADAN"
----------------------

ni adalah bagian dari kalimat yg disembunyikan kaum makrifat yg mengetahui inti membangun kekuatan NUR muhamad.
----------------------
lalu jika sudah dirasa cukup akhirilah dengan mengucapkan rasa syukur kita kepada ALLAH swt.
----------------------
lakukan ini sesering MUngkin insya allah jika anda benar dalam melakukan nya maka karomah dari ka'bah ini akan menyatu dalam jiwa anda dan keajaiban akan anda rasakan disetiap langkah anda

Selasa, 11 April 2017

Membangkitkan Tenaga Prana

MEMBANGKITKAN TENAGA PRANA DENGAN  KAFIAT NAPAS ZIKIR  ALLAH-HU

Assallammualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Olah zikir napas 7 mashab ini sebenarnya sudah sangat umum di ketahui orang orang makrifatullah dan kebathinan yaitu menggunakan rahasia kekuatan kalimat ALLAH dan kalimat HU namun mungkin hanya hakikat siapa sebenar nya ALLAH yang dia sebut dan HU ini yang belum begitu banyak orang pahami secara mendetil,pada latihan 7 mazhab ini rahasia dari 2 kalimat ini di sebutkan oleh sang guru..lalu masih menurut guru saya dulu itu,zikir napas ALLAH dan HU ini sebenarnya kekuatan nya yang paling dasar artinya masih ada 6 tingkatan lagi nama ALLAH dan HU ini yang jauh lebih tinggi nilai kharomah nya jika di latih dengan olah napas yang sesuai dan dalam tulisan saya ini akan saya sampaikan ke 7 rahasia tingkatan ALLAH dan HU ini,semoga bermanfaat bagi kesehatan kawan kawan pembaca sekalian..baiklah bang agar lebih cepat maka saya akan jelaskan satu persatu ya bang seperti berikut ini

Pertama
ALLAH...banyak orang yang melakukan olah napas dengan menyebut ALLAH tampa mereka ketahui mengapa harus menyebut bunyi ALLAH,apakah sebutan ALLAH saat menghirup napas atau menghembuskan napas maksudnya ALLAH yang di sembah itu atau menyembah ALLAH,bunyi nya sama bang..tapi makna dan perasaannya pasti akan berbeda,jika kita tidak tau mana di antara dua makrifat tadi maka olah napas zikir kita akan menjadi kacau balau bang..kalau lagi untung akan jadi obat tapi lebih banyak tak beruntungnya latihan itu akan menjadi penyakit.
kalau saat menghirup napas kita menyebut kalimat ALLAH yang maksudnya memasuk kan zat yang di sembah itu kepada diri kita maka latihan seperti akan sangat berbahaya bang bagi diri orang tersebut karena dia sama dengan memasuk kan yang besar ke dalam yang kecil,tentu tidak kan pernah bisa bang..ibarat memasuk kan gajah kepada lobang botol.
penjelasan sederhana nya begini...ALLAH yang dia sebut adalah zat yang dia sembah,DIA itu akbar/maha besar dan kita yang melakukan latihan adalah yang menyembah makna nya kita lah yang maha kecil..jadi sangat sulit untuk mendapatkan kekuatan dengan olah zikir napas seperti ini bang,seharusnya yang kecil lah yang bisa dan mudah masuk ke dalam yang besar..jadi dalam latihan yang benar nya adalah kita menghembuskan napas dengan menyebut kalimat ALLAH bukan menghirup napas,saat menghembuskan napas begini maka kita rasakan lah bahwa diri kita masuk ke dalam ke maha besaran ALLAH tadi.

Kedua
HU...sangat banyak bang dalam ayat ayat kitab suci alquran surat yang membunyikan kalimat HU ini,di antara nya QUL HUWALLAHHU AHAD,ALLAH HUSSOMAD...surat lainnya ALLAH HU LA ILLAHAILLA HUWAL HAYYUL QOYYUM,pokoknya selalu ada kalimat HU di depan kalimat nama ALLAH,siapakah HU ini.. ?apakah dia nama tuhan juga atau nama makhluk tuhan,hal ini perlu kita ketahui bang agar posisi antara kita dengan tuhan saat melakukan olah napas zikir ini jelas sehingga tidak terjadi saling merampas haq antara tuhan dan kita.
guru saya dulu mengatakan..kalimat ALLAH itu lah zat dan HU itu sipat,..makna lain ALLAH lah nurrullah dan HU itu nur muhammad,tambahan pengertian selanjutnya ALLAH itu sang maha pemberi dan HU itu lah yang meminta nanti jika telah mahir dalam latihan olah zikir napas 7 mashab ini maka akan terlihat bang bahwa ALLAH adalah tuhan dan HU itu kekuatan tuhan...jadi oleh sebab itu kita menghirup napas dengan menyebut kalimat HU karena kita meminta hidup,meminta kesehatan,meminta obat,meminta kekuatan..kita menarik kekuatan tuhan yang ada dalam HU tersebut...

sempurna nya gerakan zikir napas 7 mashab seperti berikut
berdiri dengan kedua kaki ter buka sekitar satu jengkalan tangan orang dewasa..lalu kedua telapak tangan masih bergantung lurus di samping badan namun telapak tangan telah di buka..mulai lah menghirup napas dari hidung dan saat memulai menghirup kedua telapak tangan di angkat seperti orang tengah berdoa,sampai di depan dada maka napas pun harus sudah terhirup semua nya,lalu hembuskan melalui hidung..lakukan cara ini dua kali ulangan..lalu pada hembusan ke empat maka napas di hembuskan melalui mulut dan saat napas keluar dari mulut hembusannya di bentuk huruf allah ( seperti menulis huruf allah dengan hembusan napas mulut) lakukan latihan seperti ini sebanyak 7x ulangan ya bang...biasanya pada ulangan ke 4 maka mata akan mulai melihat percikan percikan cahaya kecil seperti debu..nah itu sebenarnya nur muhammad tadi bang..kalau sudah nampak begini hirup percikan percikan cahaya tersebut dalam latihan berikut nya.

MAZHAB BERIKUTNYA (RAHASIA ALLAH DAN HU TINGKAT KEDUA)

kalimat ALLAH pada tingkatan ini akan bernama QODRAT dan HU akan bernama IRADAT.
maaf bang..ini mohon agak hati hati sedikit dalam mengamalkannya karena biasanya saat melatihnya akan timbul tekanan tekanan yang cukup kuat ke arah badan..maksudnya badan akan menjadi memiliki getaran getaran listrik dan jika terlalu asyik maka benda benda di sekitar nya terkadang mudah terpental dan rusak..mungkin pada tingkatan ini akan lebih cocok bagi orang orang yang senang dengan ilmu ilmu bela diri,jadi bagi yang berniat untuk kesehatan jasmani dan rohani zikir napas bagian ini boleh di langkahi saja maksudnya tidak di lakukan.
QODRAT wujud zahir nya adalah huruf alif dan IRADAT wujud zahir nya adalah mim....jadi hiruplah yang dalam melalui hidung sampai di tekan di bawah pusat,posisi badan duduk dengan kaki di lipat di bawah pantat,saat napas sudah di bawah pusat maka tahanlah napas dan mulut di tutup,lalu ucapkan huruf 'mim' dengan nada panjang,suara bergumam...setelah tidak tahan maka hembuskan napas melalui mulut sambil menyebut dengan bersuara huruf 'alif ' sampai napas habis keluar semuanya.posisi kedua tangan berada di atas kedua paha...setelah napas normal kembali maka ucapkanlah " allah qodrat,hu iradat".lalu ulangi kembali latihan seperti ini beberapa kali sesuai dengan kebutuhan kita saja jumlah ulangannya.
MAZHAB TINGKAT KETIGA
kalimat qodrat akan berubah menjadi HAQ dan kalimat iradat akan berubah pula menjadi HIQ
zikir tingkat tiga ini lebih berat bang karena betul betul memasuk kan wujud wujud kekuatan allah ke dalam serat serat tubuh nya,pada masa awalnya zikir napas tingkat tiga ini hanya di lakukan dalam kelambu tidur bang,karena olah napas zikir ini sangat di rahasia kan..konon menurut yang saya dengar zikir ini sangat mirip dengan suara auman lebah yang sangat ramai jika sudah menyatu dan asyik di lakukan oleh seseorang,dulu kalau saya lagi takut keluar rumah untuk melatih nya sebab di kampung saya jam 8 malam saja sudah sangat sepi bang..lampu PLN pun belum masuk waktu itu dan yang paling saya takutkan harimau liar sering masuk kampung kalau malam hari bang..hehe..jadi saya lakukan betul dalam kelambu sendiri..pernah sampai asyiknya abah saya keluar dan mengejar masuk ke kamar saya bang karena kelambu tidur dan kamar saya yang tebuat dari papan bergetar dan bergoyang goyang seperti terkena gempa,setelah saya di tegur abah saya saya hentikan zikir olah napasnya dan goyangan seperti gempa pun berhenti...zikir nya begini bang
'duduk bersila..lebih bagus setelah selesai sholat malam dengan pakaian kain sarung agar lebih longgar tenaga yang akan menghampiri kita,kalau pakai celana biasanya kekuatan yang datang akan terasa mengikat kuat ke badan sehingga jika memakai celana kita akan kesakitan.
tata cara nya tidak menghirup napas tetapi menghentak kan napas..proses nya begini " mulut di tutup,sedapat mungkin jangan menghirup napas panjang dari hidung,artinya napas yang ada dalam mulut saja yang di kelola..katakan kalimat HAQ di ucapkan sambil di tekan ke arah perut ( di tekan sambil di ucapkan dengan berguman sebab mulut tertutup biasanya perut akan bergerak mengembung) setelah di sebut HAQ maka mengejan lah ( maaf saya tak tau bahasa jakarta nya 'mengejan' ) dengan mengejan maka dubur akan tertarik ke atas..saat mengejan ini berguman lah dengan ucapan HIQ..lakukan berurutan dengan irama hentakan yang serasi maka akan terdengar kekuatan bunyi HAQ,HIQ,HAQ,HIQ secara bergantian dan tubuh akan mengeluarkan getaran yang sangat kuat..semakin khusuk maka akan semakin cepat suara zikir ini terdengar...semakin cepat maka kita akan segera memasuki alam fana sebuah alam spiritual yang di penuhi oleh berbagai hal hal ghaib..kalau boleh saat latihan zikir napas tingkatan ini tolong siapkan jam weker bang..karena kalau tidak ada yang mengingatkan maka kita akan hanyut berjam jam tampa sadar dalam melakukannya sampai terjadi hal seperti yang saya alami barulah kita dapat menghentikannya,jadi kalau ada jam weker kita kan dapat menentukan waktu latihannya.

MAZHAB KE EMPAT
Qodrat maujud kepada HUWA dan iradat maujud kepada HUWANG..posisi latihan zikir napasnya adalah berdiri dengan kedua betis kaki agak sedikit terbuka dan di rendahkan,kedua tangan berada bertumpuk di atas ubun ubun kepala,telapak tangan kiri sebelah bawah dan telapak tangan kanan di tumpuk di atas telapak tangan kiri,posisi nya seperti tengah menjunjung sesuatu.
huwa menurut guru saya dulu adalah kekuatan taqdir yang tak bisa di ganggu gugat artinya huwa adalah kekuatan allah dalam berkehendak yang tidak dapat satu pun makhluk menyangkalnya,jadi makrifatullah kita di saat menyebut kalimat huwa adalah fana/pasrah dan meyakini bahwa sekuat apapun ilmu,usaha dan doa tidak akan mampu merubah kehendak yang telah allah tetapkan,dengan merasa begini maka latihan zikir napas ini akan menjadi tampa nafsu apapun,kita lakukan hanya sekedar karena ingin berikhtiar saja untuk sembuh namun jangan sekali kali kita meyakini latihan ke empat ini akan merubah qodrat illahi yang telah di tetapkan kepada kita...orang sini menyebutnya dalam kondisi fana.
sedangkan HUWANG...adalah kehendak makhluk yang telah allah serahkan total kepada makhluk itu untuk bertanggung jawab ke atas kehendak tersebut,dalam arti umumnya huwang adalah kekuatan kehendak dan kumpulan segala keyakinan dan kepercayaan yang makhluk itu bisa..maka di saat menyebut kalimat huwang dalam olah zikir napas nanti segala keyakinan akan apa yang kita lakukan harus teguh,kokoh dan tak ada satupun makhluk lain yang dapat menggoyahkannya...huwang ini wujud nya adalah menjaga nyawa yang telah allah berikan kepada kita,nyawa kita celaka atau selamat itu di serahkan kepada makhluk untuk menjaga nya sampai datang nanti huwa allah yaitu kematian,sebelum huwa itu datang maka makhluk memiliki huwang/kehendak yang telah di serah terima kan kepada makhluk tersebut...posisi lengkapnya seperti ini
'berdiri dengan posisi seperti yang telah saya jelaskan di atas..hirup napas dengan lembut melalui hidung dan tahan di dada dengan membayangkan segala kekuatan kehendak masuk dan berkumpul di dalam badan kita,agar napas tidak masuk ke perut maka saat menghirup perut di kempiskan sehingga napas hanya akan berkumpul di dada,saat napas telah di dada maka dengan suara tenggorokan sebutlah kalimat 'huwang' dengan pelan pelan dengan jumlah sampai mulai sesak karena kekurangan napas,lalu hembuskan napas melalui mulut,gigi di rapatkan saat napas keluar dan bergumanlah menyebut kalimat 'huwa'saat menghembuskan ini tolong di rasakan segala kehendak kita masuk kepada kehendak yang lebih besar,satu lagi saat napas terhembus kedua telapak tangan yang bertumpuk di atas ubun ubun kepala di tarik menggeser ke bagian tepi kepala hingga telinga dan berakhir di samping leher.
untuk kesembuhan penyakit asam urat,diabates,reumatik..sebaiknya latihan ini di ulang sebanyak 5 kali ulangan.

MAZHAB ZIKIR NAPAS KE LIMA
HUWA,,akan maujud kepada rasa/perasaan hidup..dalam kalimat nya rasa hidup ini di sebut dengan HUWALLAHU sedangkan huwang akan maujud kepada HUWALLAZDI..zikir mazhab ke lima ini sering di sebut zikir kekuatan lidah karena gaya berzikirnya memanfaatkan gerak kan lidah secara khusus,dalam kepercayaan guru saya lidah itu adalah tali jantung nya hati,artinya semua urat urat halus di ujung lidah itu tersambung langsung kepada bagian hati tubuh manusia baik hati yang wujud maupun hati yang sirr/halus.
posisi zikir nya duduk di kursi sehingga kaki dapat berjuntai menginjak tanah,kedua telapak tangan di biarkan terurai di samping badan ke bawah juga,saat akan memulai zikir ini maka ayunkan lah ke depan dan kebelakang kedua tangan tersebut dan mulai lah melakukan zikir nya yaitu sebutlah kalimat huwallahu dengan lidah menyentuh langit langit mulut saat mengeucapkan huruf "LAM"..dan saat menyebut 'LAHU' lidah di lepaskan dari menempel di langit langit sehingga secara otomatis akan ada napas yang terhembus ke luar,bergantian setelah menyebut huwallahu menyebut kalimat huwallazdi..semakin lama kawan kawan melakukannya maka di mulut kawan kawan akan mengalir hawa dingin yang sangat sejuk..jika telah sejuk hiruplah kesejukan itu hingga masuk kan ke dalam jantung,kawan kawan akan merasakan satu ketenangan yang luar biasa...sebaiknya di lakukan latihan in i pada malam hari apalagi di malam malam bulan suci ramadhan,rasa damai yang di hasilkannya sangat terasa sekali.

MAZHAB ZIKIR NAPAS KE ENAM
HUWALLAHU maujud kepada ALIF dan HUWALLAZDI maujud kepada "YA"..alif berdiri di tiang khursani diri,ibu nya bernama arasy dan bapaknya bernama khursy..wujud nya dalam badan manusia adalah tiang khursani itu adalah tulang punggung belakang yang bengkok sedikit,ibu nya adalah tulang shulbi (tulang yang berbentuk angka 8 di atas dubur manusia dan bapaknya adalah tulang tengkuk/tulang leher belakang,,kalau tulang khursani tidak di asuh dan di rawat baik oleh ibu dan bapaknya maka tulang khursani itu akan menjadi tulang buangan,mudah sakit sakitan dan lemah,dalam zikir napas mazhab ke enam ini ibu dan bapak tulang alif ini akan mengasuh dan memberikan perhatian yang baik.
sedangkan kalimat "YA" adalah pengunci penyakit dari segala pintu masuk di badan manusia,sehingga dengan melakukan zikir napas "YA" ini insyaallah penyakit akan sulit masuk ke dalam badan orang yang melatihnya.
posisi zikir napas mazhab ke enam ialah....napas di renggangkan,maaf mungkin kawan kawan dari pulau jawa atau pun yang telah lahir di kota belum pernah mendengar napas renggang ya atau merenggangkan napas,ini saya yakin bahasa asli dari kampung saya yaitu orang yang menguap saat mengantuk maka di sebut napas renggang atau merenggangkan napas..maaf bukan saya sok tau tetapi sebenarnya saat kita menguap itu napas yang keluar bukan dari lambung tetapi udara uap dari tulang khursani,coba kawan kawan menguap saat ngantuk rasakan pelan pelan pasti ada terasa tulang punggung tertarik atau berdenyut sedikit,sebenarnya udara uap dari tulang khursani saat kita menguap ngantuk itu sangat banyak gunanya jika pandai mengolahnya..lengkap nya begini..lakukan gerakan mulut seperti menguap saat mulut terbuka itu cobalah kawan kawan ucapkan kalimat "ALIF" dengan bunyi panjang...AAALLIIFF. (posisi badan bebas) hirup napas kembali lalu sebut huruf " YA" dan saat menguap sebut kembali huruf alif dengan tajwid panjang..lakukan berulang ulang sampai tulang punggung kawan kawan terasa hangat dan mengeluarkan keringat halus..ambil sedikit dengan jari keringat halus di bagian tulang sulbi lalu ambil juga keringat halus di bagian tengkuk leher belakang lalu oleskan kembali ke tulang punggung belakang,hal ini akan membuat tulang khursani kawan kawan menjadi kuat,tidak mudah terkilir dan secara jasmaniyah pintu pintu penyakit sebanyak 366 lubang di seluruh pori pori akan tertutup oleh hawa hangat tulang khursani kawan kawan...insyaallah badan akan sulit untuk sakit.

MAZHAB ZIKIR NAPAS KE TUJUH
ALIF maujud kepada kalimat bismillahirrahman nirrahim dan YA akan maujud kepada kalimat innalillahi roji'un...bismillahirrahman nirrahim sebagai permulaan hayyat/hidup dan innallillahi rojiun sebagai penutup hayyat/hidup..kita memulai meminta hidup yang selamat,hidup yang sehat,hidup yang ber ilmu,hidup yang bermanfaat maka hiruplah napas dengan mengucapkan kalimat bismillahirrahman nirrahim,bacaan dan hirupan napas harus seimbang,maksudnya dari mulai menghirup maka mulai juga membaca dan saat napas habis terhirup juga habis bacaan bismillahirrahman nirrahim nya..tahan napas beberapa saat dan rasakan sipat hidup dalam diri kita,rasa hidup adalah rasa bahagia..kalau boleh saya sedikit menggambarkan,rasakan lah aroma kopi bagi orang yang menyukai kopi walau tampa kopi..jika dapat merasakannya maka itu lah rasa hidup..silahkan kawan kawan praktek kan dengan rasa hidup tadi yaitu rasakan satu pengalaman yang sangat membahagiakan dalam hidup kawan kawan saat menahan napas itu...lalu hembuskan napas melalui mulut dengan mengucapkan innallillahi rojiun dengan bacaan dan hembusan napas seimbang juga,lakukan berulang ulang kali sampai kawan kawan mendapatkan rasa hidup itu/dapat merasakan hal yang sangat bahagia..posisi badan dan tangan bebas dan boleh dalam posisi apa saja.

Silakan diamalkan.

Jumat, 31 Maret 2017

Sholatu daim

*Sholat Seorang Sufi*
بسم الله الرحمن الرحيم

Shahibul Karib
Air Mutlak:
Penyucian hanya bisa dilaksanakan dengan Air Mutlak. Kejernihannya meliputi setiap lapisan alam. Asal air adalah satu pada tahap Yang Ghaib, apabila ia menyatakan penzahirannya maka timbullah pelbagai warna yang terpelihara dari asal yang satu itu. Inilah Air yang hakiki. Bersucilah dengannya di dalam SirulLah.

Hadath:
Makna hadath dari kacamata kesufian ialah wujud selain Allah ( wujud ghairuLlah). Hadath ini mesti dibersihkan dengan Air Mutlak di dalam SirulLah. Apabila telah bersuci dengan air tersebut, maka barulah layak untuk memasuki pintu Majlis Tuhan itu. Jika masih lagi ada wujud ghairulLah, maka belumlah lagi dikatakan bersuci dan masih menanggung hadath. Bersihkanlah diri dengan Air Mutlak dengan sebersih-bersihnya sehingga tiada lagi yang kelihatan melainkan Allah Yang Maha Esa sahaja.

Hadath Kecil:
Menghilangkan hadath kecil dari sisi kerohanian ialah:
Fana’ dalam 7 sifat:

1. Qudrat
2. Iradat
3. Ilmu
4. Hayat
5. Sama’
6. Bashar
7. Kalam
Hadath Besar:
Menghilangkan hadath besar dari sisi kerohanian ialah:
Memfanakan diri seluruhnya. Apabila telah bersih suci daripada hadath besar ini barulah dikurniakan bisa ‘melihat Allah’ dengan segala KeagunganNya dan KemulianNya. Bermandilah dengan Air Mutlak ini dengan niat:

• Laa fa’il illallah – tiada yang berbuat melainkan Allah
• Laa hayya illallah – tiada yang hidup melainkan Allah
• Laa maujuda ilallah – tiada yang maujud melainkan Allah

‘Man arafa nafsahu, faqad arafa Robbahu, man arafa Robbahu, fasadal jasadu’ – Siapa yang mengenal dirinya rata-rata, kenallah dia Tuhannya, siapa yang kenal Tuhannya, fanalah jasadnya, sehingga basah kuyup seluruh dirimu dengan Air Mutlak itu oleh pentajallian Al-Haq, dan dengan Air Mutlak itu jua dirimu terserap dalam CintaNya yang mendarah-daging dalam seluruh tubuhmu – “Ke mana engkau memandang, di situlah WajahKu”.
Sholat diambil daripada perkataan Washlat (ertinya tersangat hampir). Sholat daripada fahaman sufi maknanya ‘Pertemuan’ atau lebih tepat lagi ialah ‘Penyatuan’. Manakala wudhu maknanya ‘Perpisahan’.
Solat digolongkan kepada 2 bahagian:
1. Sholat Syari’at
2. Sholat Hakikat (Da’im)

Sholat Syari’at:
Solat ini mempunyai tatacara dan hukum-hukum tertentu. Kiblatnya mengarah kepada Ka’abah di dalam Masjidil Haram. Tertakluk kepada lima waktu sehari semalam. Wajib dikerjakan dengan seluruh tubuh yang zahir.
Sholat Hakikat:
Sholat Hakikat atau sholat Da’im adalah sholat yang berkekalan – tidak putus dan tidak tertakluk kepada waktu dan tempat, tidak ada perbuatan, tidak ada bacaan. Da’im adalah juga namanya Wustha ertinya yang di tengah-tengah, maka ianya dilaksanakan hanya pada hati. Namun begitu, Sholat Da’im atau Wustha ini tidak boleh dipisahkan dengan Sholat Syari’at. Mengerjakan sholat syari’at sahaja tanpa hakikatnya adalah pincang. Dan begitu pula mengerjakan solat hakikat sahaja tanpa syari’at adalah binasa. Justru itu, Solat Da’im ini harus disepadukan dengan Sholat Lahiriyah.
Intisari Solat Da’im | Wustha
Kiblat:
Tidak di Timur dan tidak pula di Barat. Ianya menghala dari tengah (Roh) menghadap ke Wajah Allah (SirulLah).

Berdiri:
Berdiri (mula) di Alam Mulki dalam takluknya Alif. Sebelum jatuhnya niat, Alif itu wujud memakai 7 sifat ma’ani: Wujud, Hayat, Ilmu, Qudrat, Iradat, Sama', Bashar dan Kalam.

Niat:
Maksudnya dari sisi kesufian: melenyapkan diri dari diri. Dalam takluk rahsianya Alif yakni Titik Hati. Tujuan niat ini adalah untuk memulangkan kesemua sifat amanah kepada Al-Haq.Beradanya niat ialah di antara Alam Mulki dan sempadan Alam Malakut. Niatnya ialah:

La maujud
La haiyu
La ‘alimu
La qaadiru
La muridu
La sami’u
La bashiru
La mutakalimu
Fil haqiqati illaLah.

(tidak ada yang maujud, tidak ada yang hidup, tidak ada yang tahu, tidak ada
yang kuasa, tidak ada yang kehendak, tidak ada yang dengar, tidak ada yang
lihat, tidak ada yang berkata-kata pada haqiqatnya melainkan Allah)

Takbiratul Ihram:

Di sini maksudnya, berpisah dari Alam Mulki dan fanalah hamba ketika mengucapkan ‘Allahu Akbar’. Hanya sifat ‘yang menyembah’ sahaja yang tinggal sebagai penzahiran wujud Allah – ‘Yang Disembah’. Ia bergerak dengan gerak Allah. Ia berkata-kata dengan kata-kata Allah. Takluknya dalam rahsia Titik bagi Alif – ‘Tiada’. Seperti kata Abu Yazid Bustami, “Ariftu Robbi bi Robbi’ (Aku mengenal Tuhanku dengan Tuhanku).

Membaca Fateha:
Ketika membaca Fateha, terbukalah Pintu Alam Malakut bagi ‘yang menyembah’. Dia menyaksikan kalimah Allah melalui penyingkapan (syuhud) akan firman Allah; “Malikiyauu middin” di dalam Kerajaan Allah Ta’ala. Dari takluknya ‘Tiada’ ia menjadi Titik dari NurNya (Nur Muhammadi). Dengan Nur Muhammadi inilah ‘yang menyembah’ mengenal dirinya – ‘man arafa nafsahu’ - sebagai ‘RohNya’ yang pernah dihimpunkan di Alam Lahut semasa Adam baru sempurna kejadiannya, yakni ketika Jibril menepuk tulang sulbi Adam, maka keluarlah semua roh anak cucu Adam dari tulang sulbi Adam itu. Adapun ‘RohNya’ itu pada hakikatnya adalah satu jua, iaitu daripada SirulLah. Roh anak cucu Adam itu hanyalah bayangan (menumpang) dari RohNya. Tanpa hadirnya Nur Muhamadi, ‘yang menyembah’ tak mungkin bisa berhadap di depan Allah Ta’ala. Dengan perwujudan Nur Muhammadi inilah maka ‘yang menyembah’ berdialog dengan Allah Ta’ala secara langsung “Kepada Engkaulah kami sembah dan kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tujukilah kami jalan yang lurus. Iaitu jalan mereka yang Engkau berikan ni’mat, bukan (jalan) mereka yang Engkau murkai, dan bukan pula (jalan) mereka yang sesat.” Maka diAminkan akhir Fateha itu oleh para malaikat dari setiap 7 lapis langit iaitu dari: Alam Mulki, Alam Malakut, Alam Jabarut, Alam Bahut, Alam Lahut, Alam Hahut dan yang tertinggi sekali ialah Alam Al-Insan yang di sinilah kemuncaknya Sholat itu. Adapun maksud ‘jalan yang lurus’ bagi kalangan sufi ialah Mi’raj. Sebagaimana sabda Nabi saw; “Sholat itu adalah mi’raj bagi mukmin”. Tujuan Mi’raj itu ialah Penyatuan, yakni kembalinya ‘yang menyembah’ kepada ‘Yang Disembah’.

Rukuk:
Takluknya kepada huruf 'Lam' terzahirnya dari Alif - 'yang menyembah' menampakkan 'Yang Disembah'. Alif adalah Kanzun Mahfiyyan (Yang Tersembunyi). Yang Tersembunyi ingin dikenali maka dizahirkan Lam sebagai tabirnya. Sabda Nabi saw, "Dirikanlah sholat seolah-olah kau melihat Allah". Dan kata para Ariffin, "Siapa yang kenal dirinya, kenallah Tuhannya." 'Yang menyembah' dinatijahkan seperti 'angin', manakala tatkala 'yang menyembah' pada posisi berdiri tadi, natijahnya adalah 'api' - fana dalam wujud. Api itu sifatnya membakar - yakni melenyapkan keakuan diri. Pada tahap 'rukuk' ini, 'yang menyembah' berada dalam suatu tarikan yang tersangat kuat dari Nur Muhammadi. Justeru itulah ianya dinatijahkan kepada angin (tunduk dan menderu). 'Yang menyembah' ditarik masuk ke dalam Alam Jabarut dan berpisah dari Alam Malakut. Justeru itulah kata para Ariffin, "Barangsiapa mencari Tuhan di luar dirinya, nescaya akan sesat."Pada tahap ini 'yang menyembah' melepasi kalbunya dan yang tinggal padanya adalah RohNya yang akan naik ke lapisan yang lebih tinggi untuk kembali kepada Tuhan. Alam Jabarut adalah sempadan yang menghubungkan Perbendaharaan Wujud (batas larangan yang tak bisa ditembusi melainkan kepada Nur Muhammadi) di antara yang 'maujud' - 'yang menyembah'. 'Yang menyembah' mengenal dirinya di Alam Jabarut, maka tersingkaplah baginya seluas-luasnya wujud Allah tanpa tabir bahawa 'yang menyembah' telah bersatu dengan 'Yang Disembah'. Maka bertasbihlah 'yang menyembah', "Maha suci Tuhanku yang Maha Agung dengan sifat kepujiannya."
Harap maklum, jika difahami pengertian bersatu dengan 'Yang Disembah' yang dimaksudkan di sini bukanlah mengambil kefahaman 'Hulul' sebagaimana yang diyakini oleh Mansur Al-Hallaj. Yang lebih ditekankan di sini ialah Wahdatus-Syuhud (Kesaksian Penyatuan)
I'tidal:
'Yang menyembah' adalah yang dibangkitkan - ‘Yang menyembah’ masuk dalam ‘Pintu Kematian.’ “Matikanlan dirimu sebelum mati”. Di sini juga ertinya ‘waqaf’ (sementara) dalam Solat.

Sujud Awal:
Takluknya kepada huruf 'Lam' - juga huruf 'Mim'. Sabda Nabi saw, "Aku dizahirkan ke dunia dalam keadaan sujud". 'Yang menyembah' dinatijahkan kepada air. Air adalah sumber kejadian Alam Mulki. Arasy Tuhan berada di atas air. Maka 'yang menyembah' dinatijahkan kepada air, kerna di sinilah 'yang menyembah' sampai di Alam Bahut. Alam Bahut adalah Pembatasan Terakhir Segala Penzahiran, atau seumpama ungkapan Syekh Akbar Ibu Arabi; Syajaratul -Kaun (Pohon kejadian) atau sebutan yang sering juga disebut - Sidrahtul Muntaha. Pada tahap ini 'yang menyembah' adalah RohNya yang di dalam Sirr. Sabda Nabi saw ketika mi'raj baginda melihat Wajah Allah, "Aku tidak tahu di manakah aku berada". Pada tahap ini juga 'yang menyembah' menyerap kepada 'Yang Disembah' seolah-olah 'yang menyembah' itulah 'Yang Disembah,' 'Yang Disembah' itulah 'yang menyembah, - yang pada hakikatnya wujud terurai dalam fana fil sifat dan lebur dalam fana fil zat – ‘Melihat Allah dengan Allah’ – maka ‘yang menyembah’ diberikan pengetahuanNya – Ana al-Haq (Akulah Yang Benar’). Dari sisi tahap ini, lihatlah kepada ‘Basmalla’. Hanya ‘Ba’ dalam Basmallah sahaja yang tercantum dengan Alif. Sabda Nabi saw; “Seluruh kitab Al-Qur’an itu terkandung dalam Al-Fateha. Dan seluruh Al-Fateha itu terkandung dalam Basmallah. Dan Basmallah terkandung dalam huruf ‘Ba’. Dan rahsia ‘Ba’ itu adalah Titik di bawahnya” – Inilah yang dimaksudkan oleh Syekh Ibnu ‘Arabi Wujud Kesatuan – Wahdatul Wujud. Maka bertasbihlah ‘yang menyembah’, “Maha suci Tuhanku yang Maha Mulia dengan sifat kepujian-Nya.”
Duduk Di Antara Dua Sujud:
Takluknya pada huruf ‘Ha’ besar dan juga ‘Ha’ kecil (maksudnya selepas huruf Jim). ‘Yang Menyembah’ telah pun dikurniai ‘Baqa’ setelah fana fil sifat dan fana fil zat. Dengan dikurniai ‘Baqa’, barulah ‘yang menyembah’ dapat memasuki Perbendaharaan Rahsia Tuhan – Ilahiyat - pada sujud yang akhir nanti, sebagaimana diistilahkan oleh para Ariffin melalui tiga tahapan; Ahadiyat, Wahdat dan Wahidiyat. Pada tahap ini ‘yang menyembah’ berada di Alam Lahut – Alam Tiada, yang tiada sesuatu pun yang tercipta, tiada awal dan akhir, ‘yang menyembah’ menyaksikan kekosongan tanpa perbatasan, dan disinilah awalnya Diri yang kemudiannya dizahirkan sebagai Adam. Di kalangan sufi, ianya juga diistilahkan ‘Negeri ‘Adami’. Diri (‘yang menyembah’) dinisbahkan kepada air yakni Air Mutlak, atau kata lainnya – inilah asal-usul manusia dari alam tiada ‘La’. Pada tahap ini juga ‘yang menyembah’ adalah di dalam SirrNya – RohNya dalam keghaiban Nur Muhammadi. Haqiqat RohNya adalah Nur Muhammadi. Di sinilah ia bermunajat; ‘Tuhanku ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, angkatlah darjatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, afiatkanlah aku dan maafkanlah aku.”

Sujud Akhir:
Takluknya pada rahsia huruf ‘Ha’ – yang tak kelihatan atau bunyi dihujungnya ‘Hu’ dan juga huruf ‘Mim’. Pada tahap ini ‘yang menyembah’ berada di Alam Hahut’ pada nisbahnya air yang di bawah ‘Arasy Tuhan – tersangat hampir. Yang tinggal pada ‘yang menyembah’ adalah SirulLah. Di dalam Sirr, inilah Aku. Kata Ahli Sufi, ‘Air dalam gelas, tak dapat dibedakan lagi. Air itulah gelas. Gelas itulah air.” ‘Yang menyembah’ itulah ‘Yang Disembah’ dalam gedung makrifat, bukan dalam gedung syari’at, gedung thariqat dan gedung haqiqat. Fahamkanlah ini ‘Yang menyembah’ tidak bisa menjadi ‘Yang Disembah’ dalam erti haqiqat. Ini hanya pada makrifat semata-mata. Ingatlah, bukan fahaman hamba yang bertukar menjadi Tuhan. Camkan air di dalam gelas, bersatu dalam kejernihan. Lihatlah pada ‘ombak’- ombak hanya pada nama yang jauharnya adalah air yang bergelora. Kata Al-Hallaj, “Tiada yang di dalam jubahku melainkan Allah” hanya dimengertikan sebagai ucapan Irsyadat. Dan juga sabda Nabi saw; “Aku melihat Allah pada rupa seorang pemuda yang tersenyum”. Di sini ‘yang menyembah’ terus bertasbih, “Maha suci Tuhanku yang Maha Mulia dengan sifat kepujianNya.”
Pada sujud akhir inilah, ‘yang menyembah’ memasuki Wilayah Ilahiyat: Ahadiyat, Wahdat dan Wahidiyat.
1. Ahadiyat – Zat Mutlak atau Zat wajibal wujud
2. Wahdat – Zat Yang Maha Esa
3. Wahadiyat – ILAH - Zat yang maha kaya daripada tiap-tiap sesuatu yang lain dan sesuatu yang lain memerlukannya. Zat ingin dikenali sebagai Kanzun Mahfiyyan. Di sinilah terbitnya ungkapan ‘Kun’ jadilah maka jadilah ia.

Duduk Tahiyat Akhir:
Takluknya pada huruf Dal. Pada tahap ini ‘yang menyembah’ berada di Alam Al-Insan, dinisbahkan kepada tanah ketika ia duduk – dalam kesempurnaan. Dia yang mengenal dan Dialah yang dikenal pada akhirnya. Dialah yang turun dan naik dalam mi’raj. “Rahsia Insan RahsiaKu, RahsiaKu Rahsia Insan” Di Alam Insan, ‘yang menyembah’ diliputi dengan Wujud, Ilmu, Nur dan Syuhud, maka Zat adalah rahsianya, Sifat adalah ruhnya, Asma’ adalah qalbunya dan Af’al adalah tubuhnya. Di sinilah ia mengucapkan Selamat sejahtera (baca: tahiyat) ke atas Nabi dan rahmat Allah dan keberkatanNya. Juga kepada hamba-hamba yang solihin sekaliannya.Dialah yang menyaksi dan dialah yang naik saksi tiada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah Rasulullah.

Salam:
“Salamun qaulam mir-robbir- rohiim”. Inilah salam ahli syurga. Syurga inilah yang dinikmati oleh ‘yang menyembah’, yakni syurga yang di dalamnya tanpa bidadari, sungai, buah-buahan dan pepohonan. Di syurga inilah ‘yang menyembah’ terlena memandang Wajah Allah.

Kamis, 30 Maret 2017

Risalah Marifat

MUKADIMAH
----------------------
1) Bismillahirrohmanirrohim, alhamdulillahi fii kulli hiinin, wa awqaat, wash sholaatu 'ala rosuulihi asyrofil kholqi wal bariyyaati
----------------------------------------
2) Bismillahirrohmanirrohim : disunahkan membaca basmalah disaat hendak mengerjakan semua pekerjaan yang tidak dipandang hina. Jika lupa membacanya pada permulaan pekerjaan, maka boleh membaca di tengah-tengahnya dengan bacaan : Bismillahi awwalahu wa akhirohu
----------------------------------------
3) Alhamdulillahi fii kulli hiinin : segala puji bagi Allah di setiap waktu, yakni segala waktu, baik yang berjangka pendek maupun panjang.
----------------------------------------
4) Wa awqaat : dan di setiap masa, yakni masa yang terbatas lamanya.
----------------------------------------
5) Wash sholaatu 'ala rosuulihi : salawat atau rahmat, yakni belas kasihan, baik dari Allah maupun selain-Nya, tercurahkan kepada Rosul-Nya saw yang diutus untuk semua mahluk.
----------------------------------------
6) Asyrofil kholqi : mahluk yang paling mulia, yang dimaksud mahluk adalah semua yang diciptakan oleh Allah berdasarkan kehendak-Nya dan dituntut oleh hikmah-Nya.
----------------------------------------
7) Wal bariyyaati : dan semua hamba ciptaan Allah lainnya, yakni semua mahluk secara mutlak atau yang ada di bumi. Pada garis besarnya baginda kita, Nabi Muhammad saw adalah mahluk Allah yang paling utama secara mutlak.
----------------------------------------
8) Bermula syariat tariqat hakikat dan makrifat itu terlalu mulia, Itulah pakaian Wali Ambiyya, Barangsiapa dapat asalnya, Bolehlah membawa badan serta nyawa
----------------------------------------
9) ALASTUBIRABBIKUM : Katakanlah bahwa Aku ini adalah tuhan mu
----------------------------------------
10) KALUBALA : Benar engkau itu adalah tuhanku
----------------------------------------
11) SHAHIDNA : Menyaksikan
----------------------------------------
12) Kalaulah benar engkau menjadi saksi
Dimanakah bukti hendak diteliti
Sungguhpun engkau bercerita jalan mati
Manakah mungkin hidup akan kembali
Engkau pahamilah dengan teliti
Kelak dapat membuka yang tersembunyi
----------------------------------------
13) Adapun mengenal diri itu dimulai dari mengetahui asalnya diri. Asalnya diri itu ialah dari anasarnya Api, Angin, Air, Tanah, maka turunlah Tanah itu menjadi Tubuh, Angin itu menjadi Nafas, Air itu menjadi Darah, Api itu menjadi Rasa
----------------------------------------
14) Adapun kejadiannya TANAH itu bernama BARBA, menjadi Syari’at. Adapun kejadiannya ANGIN itu bernama ABDU ISAMAS, menjadi Tharikat. Adapun kejadiannya AIR itu bernama SABANTAHURAN, menjadi Hakikat, Adapun kejadiannya API itu bernama NUR KADIM, menjadi Ma’rifat
----------------------------------------
15) Syariat itu umpama Kaki, Tarikat itu umpama Tangan, Hakikat itu umpama Tubuh, Ma’rifat itu umpama Kepala
----------------------------------------
16) Adapun Diri Terdiri itu Rahasia namanya, Diri Tajalli itu Roh namanya, Diri Terperi itu Hati namanya, Diri Diperikan itu Tubuh namanya
----------------------------------------
17) Syari’at itu adalah Manusia yang Pertama, Tarikat itu adalah Hakikat yang Muncul, Hakikat itu adalah Asma Allah, Ma’rifat itu adalah Aku semata
----------------------------------------
18) Yang bernama ASYHADU itu adalah Lidah, ALLA itu adalah Badan, ILLAHA itu adalah Hati, ILLALLAH itu adalah Roh, dan HUWA itu adalah Rahasia (titik nuktah)
----------------------------------------
19) Maka tatkala bermula kisah TITIK NUKTAH itu ialah dari Otak bapak, maka dalam Otak itu ada Lemak, Dalam Lemak ada Minyak, Dalam Minyak ada Nur, Dalam Nur ada Nur Akal, Dalam Nur Akal ada Hizabbannur, Dalam Hizabbannur ada Hidayamul Amanah
----------------------------------------
20) Lalu turun menjadi titik NUKTAH, turun ke Tulang Belakang turun ke Watsulbi Muntarait turun ke Tulang Dada turun lagi ke Pusat terus ke Kalam, maka berpindahlah titik NUKTAH itu kedalam Rahim Ibu 9 Bulan + 9 hari atau 7 Bulan + 7 hari
----------------------------------------
21) Tatkala 1 hari HU namanya, 3 hari ALLAH namanya,7 hari INNALLAH namanya (hanya Allah), 4 bulan + 4 hari TURABBUNNUR namanya (Tanah Nur), tatkala7 bulan + 7 hari SUBHANALLAH namanya (Maha Suci Allah), 8 bulan + 8 hari ALHAMDULILLAH namanya (Puji Bagi Allah), 9 bulan + 9 hari INNA ANNA AMANNA namanya (Sesungguhnya Aku beriman atau Pembawa Amanah Allah)
----------------------------------------
22) Lalu terbitlah Ujud yang artinya Ada, Mustahil Tiada, Mana yang Mustahil tiada itu, yang mustahil tiada itu adalah prasangkamu saja sebab tidak memahami Aku
----------------------------------------
23) Jadi yang sebenar-benarnya Ujud itu ialah Ada, yang sebenar-benarnya Ada itu adalah Diri, Diri itu ialah Nyawa atau Roh, Nyawa atau Roh itu adalah Muhammad, Muhammad itu adalah Allah, Allah itu adalah segala Sifat Allah, segala Sifat Allah Ta’ala itu adalah Dzatullahita’ala
----------------------------------------
24) Adapun Sifat Allah Ta’ala itu adalah wujud Allah Ta’ala yang mempunyai Wujud dan hakikat daripada segala yang ada, besar maupun kecil
----------------------------------------
25) Bagaimanapun juga pada pandangan lahir maupun bathin adalah sebenar-benarnya termasuk satu sifat yang sempurna, tidak bertulang, berdaging, berdarah, atau berkulit, jadi yang berbagai sifat dan warna adalah hanya satu, menurut yakin Ma’rifat
----------------------------------------
26) Adapun yang bernama Wujud Hakiki itu yaitu Dzatullahita’ala dan Wujud Hakiki itu mustahil pada pandangan awam, Wujud majazi itu tidak ada pada pandangan wujud hakiki
----------------------------------------
27) Wujud ‘Am (umum) itu meliputi pada alam, dan nyata pada Dzatullah, Adapun yang sebenar-benarnya dzatullah itu yaitu Allah, Adapun yang sebenar-benarnya Allah itu yaitu Muhammad, Adapun sebenar-benarnya Muhammad itu yaitu Manusia, maka itulah sebabnya manusia dilebihkan Allah Ta’ala dari pada semesta sekalian alam ini, karena asalnya kejadian sekalian itu daripada Muhammad
----------------------------------------
28) Maka dari itulah titik NUKTAH adalah penjelmaan dari bapak dan ibu atau yang disebut Sulbi dan Taraib, jadi NUKTAH itu awal mulanya seberkas cahaya yang dikeluarkan oleh Allah dari mutu manikam sehingga para Ulama terdahulu berpendapat yaitu :
----------------------------------------
29) Nuktah adalah salah satunya Zat Penjelmaan dari dua macam zat (sulbi dan taraib), Dengan adanya KUDRATULLAHI yaitu berasal dari sulbi bapak dan yang menjadi IRADATULLAHI yaitu berasal dari ibu
----------------------------------------
30) Oleh sebab itu bagaimanapun birahinya kaum ibu, hal ini tidak terlalu nampak karena birahinya kaum ibu ini tidak dapat melampaui batasnya kudratnya kaum bapak, karena kaum ibu ini hanyalah iradat maka ulama mengistilahkan Surga itu di Atas Telapak Kaki Ibu, untuk lebih jelasnya saya terangkan bagian-bagian dari maksud yang diatas :
----------------------------------------
31) Bagian bapak itu WADI, MADI, MANI, MUTU Atau disebut SULBI, dan bagian ibu itu TANAH, ANGIN, AIR, API atau disebut TARAIB, bagian Allah itu ROH IDHAFI, ROH ROHANI, ROH RAHMANI, ROH JASMANI, bagian DARI GUDANG RAHASIA itu disebut "MUTU MANIKAM"
----------------------------------------
32) Asalnya Api itu yaitu NAPAS Hurufnya Alif Kalimatnya LA, dan asalnya Angin itu yaitu TANAPAS Hurufnya Lam Awal Kalimatnya ILLAHA, asalnya Air itu yaitu ANPAS Hurufnya Lam Akhir Kalimatnya ILLA, serta asalnya Tanah itu yaitu NUPUS Hurufnya Ha Kalimatnya ALLAH
----------------------------------------
33) Wadi Ma'anni kalimatnya LAA ILAHA, Madi Ma'annawiyah kalimatnya ILALLAH, Mani Sulbi kalimatnya ALLAH, serta Mutu Salbiyah kalimatnya HU
----------------------------------------
34) Ruh Jasmani Kalimatnya (YAHU), Ruh Rahmani Kalimatnya (IYAHU), Ruh Rohani Kalimatnya (YAMANIHU), Ruh Idhafi Kalimatnya (YAMAN LAYISALAHU), serta Mutu Manikam Kalimatnya (MA'DAHU)
----------------------------------------
35) Tujuh Petala Bumi dijadikan 7 (tujuh) Tingkatan Martabat yaitu :
----------------------------------------
36) 1. Sifat Amarah
2. Sifat Lawwamah
3. Sifat Mulhimah
4. Sifat Mutmainah
5. Sifat Radhiyah
6. Sifat Mardhiyah
7. sifat Ubudiyah
----------------------------------------
37) Tujuh Petala Langit yang dimaksud dengan Martabat 7 (Tujuh) yaitu :
----------------------------------------
38) 1. Lathifatul Qolbi
2. Lathifatul Ruuhi
3. Lathifatul Sirri
4. Lathifatul Ahfa
5. Lathifatul Hafi
6. Lathifatul Nafsu Natika
7. Lathifatul Kulu Jasad
----------------------------------------
39) Jikalau tingkatan semacam ini yang kita ambil Hakikatnya pada Alam kecil yang tersembunyi (terahasia) dalam diri kita, maka ulama menamakan sebagai berikut :
----------------------------------------
40) 1. HAYATUN JASADI BIN-NAFASI
2. HAYATUN NAFASI BIR-RUHI
3. HAYATUN RUHI BIS-SIRRI
4. HAYATUN SIRRI BIL IMANI
5. HAYATUN IMANI BINNURI
6. HAYATUN NURI BIL QUDRATI
7. HAYATUN QUDRATI BI MU'ALAMULLAHI TA'ALA DZATULLAH
----------------------------------------
41) Artinya adalah sebagai berikut :
----------------------------------------
42) Asalnya Jasad dari Nafas, Asalnya Nafas dari Ruh, Asalnya Ruh dari dalam Rahasia, Asalnya Rahasia dari dalam Iman, Asalnya Iman dari Nur atau Cahaya, Asalnya Nur atau Cahaya dari Qudrat, serta Asalnya Qudrat dari ke-Baqa'an ALLAH
----------------------------------------
43) Kalimatnya jadi seperti ini :
----------------------------------------
44) Hayatun jasadi hurufnya ALIF kalimatnya LA, Hayatun Nafasi hurufnya LAM AWAL kalimatnya ILAHA, Hayatun Ruuhi hurufnya LAM AKHIR kalimatnya ILLA, serta Hayatun Sirri hurufnya HA kalimatnmya ALLAH
----------------------------------------
45) Hayatun Imani hurufnya Alif (Allah) kalimatnya YAHU, Hayatun Nuri hurufnya Lam (Jibril) kalimatnya IYAHU, serta Hayatun Qudrati hurufnya Mim (Muhammad) kalimatnya IYAHU YAMANIHU
----------------------------------------
46) Dengan demikian apabila kesemuanya ini dilebur kedalam ke-Baqa'an DZAT ALLAH, maka ulama menamakannya sebagai berikut :
----------------------------------------
47) WATUJIBUL jASADI FI FASARAL QOLBI, WATUJIBUL QOLBI FI FASARAL RUHI, WATUJIBUL RUHI FI FASARAL SIRRI, WATUJIBUL SIRRI FI FASARAL IMAN, WATUJIBUL IMAN FI FASARAL NURI, WATUJIBUL NURI FI FASARAL QUDRATI, WATUJIBUL QUDRATI FI FASARAL DZATI FIL DZATI
----------------------------------------
48) Kalau diri manusia itu masih merupakan satu titik Roh Nabati namanya, Kalau ia segumpal darah Roh Jamadi namanya, Kalau ia segumpal daging Roh Wajdi namanya, Kalau ia bergerak Roh Hayati namanya, Kalau ia dilahirkan Roh Hayawani namanya, Kalau ia menyusu Roh Nafsani namanya, Kalau ia berbicara Roh Insani namanya, Kalau ia mempunyai akal Roh Nurani namanya, Kalau ia sampai umur Roh Ruhani namanya, Kalau ia setengah umur Roh Rahmani namanya, Kalau ia berumur 40 tahun Roh Jamali namanya, Kalau ia sudah tua Roh Kulli namanya, Kalau ia mati (mengenal perkataan ma’nawi dari pada mati) Roh Ma’nawiah namanya, Kalau ia di dalam kubur Roh Rabbani namanya, Kalau ia bangun dari kubur Roh Illahiyah namanya, Mengenal salah satu dari semua itu Roh Ruhul Arwah namanya, maka segala galanya ini dengan perintah dari RUHUL QUTUB, dan bernama ROH IDHAFI dan bernama ROH ‘ULWI dan bernama WUJUD IDHAFI dan WUJUD ‘AAMI
----------------------------------------
49) Adapun insan itu asalnya daripada Zat karena haqiqat pada wujudnya, dan haqiqatnya itu esa dengan Zatnya, akan tetapi zahir Zat itu dengan Sifat dan Asma’ dan Af’al
----------------------------------------
50) Maka Zat itu bernama (Wahdah) dan (Wahdah) itu zahir pula dengan (Wahdahniah) dan (Wahdahniah) itu zahir pula dengan (Wahdiah)nya, maka Zat itu bernama (Alam Ruh) dan (Alam Misal) dan (Alam Ijsam) dan (Alam Insan) maka insanlah kesudahan dari martabat yang tujuh itu
----------------------------------------
51) Tatkala NUKTAH itu duduk didalam belum Zaratul Qalimuhum namanya, dan tatkala keluar daripada belumnya itu (seNuktah Awal ) namanya, dan tatkala turun kepada bapak duduk sama tengah kepala bapak kita itu (Mahmud) namanya, dan tatkala sehari dikandung oleh bapak kita itu maka turun pula kepada dahi bapak kita itu (Qiblatul Awal) namanya, dan tatkala tiga hari turun pula kepada mata bapak kita itu (Nurul Awal) namanya, dan turun pula kepada rahim ibu kita empat puluh hari dikandung ibu kita (Alqah) namanya, dan sampai tujuh bulan dikandung oleh ibu kita (Mudhograh) namanya, dan sampai pula lapan bulan dikandung ibu kita (Hiula) namanya, maka masuklah (Insan) namanya (Muhammad) pun namanya jua
----------------------------------------
52) Pada waktu Subuh dan waktu Zohor itu keluar daripadanya huruf ALIF, Nabi Allah Ibrahim, cahayanya merah, asalnya daripada Alqah, yakni dari daging segumpal, rakaat yang empat itu sebab Tajali Wujud, Ilmu, Nur, Shuhud
----------------------------------------
53) Dan adapun pada waktu Asar itu keluar daripadanya LAM, Nabi Allah Yunus, asal daripada Mudhograh, yakni daging segumpal, cahayanya kuning, rakaat yang empat itu sebab Tajali Api, Angin, Air, Tanah
----------------------------------------
54) Dan adapun pada waktu Maghrib itu keluarnya daripada HA, Nabi Allah Isa, cahayanya hijau, asal daripada Azhimah, yakni Tulang, Kulit, Roma, rakaat yang tiga ini sebab Tajali Ahadiah, Wahdah, Wahdiah
----------------------------------------
55) Dan adapun pada waktu Isyak itu keluarnya daripada MIM, Nabi Allah Musa, cahayanya hitam, asal daripada Hiuala, yakni rupa lembaga Nabi Allah Adam, rakaat yang empat itu sebab Tajali Wadi, Mazi, Mani, Manikam
----------------------------------------
56) Dan adapun pada waktu Subuh itu keluarnya daripada DAL, Nabi Allah Adam, cahayanya putih, asal daripada Nuthfah yakni Air Mani, rakaat yang dua itu sebab Tajali Zat dan Sifat
----------------------------------------
57) Tatkala sempurna kejadian insan itu maka keluar Nafasnya itu apa kerjanya dan tatkala ia masuk itu apa kerjanya, maka tatkala ia keluar itu kerjanya Meliputi Alam dan tatkala ia masuk itu kerjanya Memenuhi Alam
----------------------------------------
58) Dan tatkala ia keluar itu bertemu dengan apa dan tatkala ia masuk itu bertemu dengan apa, maka adapun tatkala ia keluar itu Bertemu Dengan Rahman dan tatkala ia masuk itu Bertemu Dengan Rahim
----------------------------------------
59) Dan tatkala ia keluar itu apa yang dinyatakan olehnya dan tatkala ia masuk itu apa yang dinyatakan olehnya, maka adapun tatkala ia keluar itu menyatakan dirinya Sifat Zat dan takala masuk itu menyatakan dirinya Zat yaitu dengan segala Sifat Qadim, Biwujudlillah yaitu Sifat Ma’ni dan Sifat Zat itu Wujud
----------------------------------------
60) Takala ia keluar itu kira kira satu hasta jauhnya ataupun satu jengkal jauhnya ataupun enam jari jauhnya ataupun empat jari jauhnya apa namanya itu, maka adapun tatkala keluar satu hasta itu Nafas namanya dan tatkala satu jengkal itu Tanafas namanya dan tatkala enam jari itu Ampas namanya dan tatkala empat jari itu Nufus namanya
----------------------------------------
61) Maka adapun tatkala ia keluar satu hasta jauhnya itu apa cahayanya dan tatkala satu jengkal itu apa cahayanya dan tatkala enam jari apa cahayanya dan tatkala empat jari itu apa cahayanya, dan adapun tatkala ia keluar satu hasta itu cahayanya Kuning dan tatkala satu jengkal itu cahayanya Putih dan tatkala enam jari itu cahayanya Merah dan tatkala empat jari itu cahayanya Hitam
----------------------------------------
62) Bagaimana cahaya yang Kuning itu datang ia daripada tempat yang mana dan cahaya yang Putih itu datang ia daripada tempat yang mana dan cahaya yang Merah itu datang ia daripada tempat yang mana dan cahaya yang Hitam datang ia daripada tempat yang mana, maka adapun cahaya yang Kuning itu datang ia daripada Jantung dan cahaya yang Putih itu datang ia daripada Hati dan cahaya yang Merah itu datang ia daripada Buah Kayu Sanubari dan cahaya yang Hitam itu datang ia daripada hempedu
----------------------------------------
63) Dan adapun Nafas yang keluar masuk itu Lima bagian sebelah Kanan dan sebelah kiri dan adapun sebelah kanan itu satu keluar sebelah atas dan satu keluar sebelah bawah dan satu keluar sama tengah, maka adapun ia keluar sebelah atas itu putih rupanya dan apabila ia keluar sebelah bawah hitam rupanya dan apabila ia keluar sebelah kanan kuning rupanya dan apabila ia keluar sebelah kiri merah rupanya
----------------------------------------
64) Maka jikalau kita duduk dirumah keluar nafas kita itu sebelah kanan melainkan laki-laki yang merah kulitnya datang kepada kita, jikalau ia membawa jenis barang makanan yang dibawanya kepada kita itu dengan warna merah rupanya
----------------------------------------
65) Dan jikalau keluar nafas disebelah kiri kita itu jikalau perempuan yang datang kepada kita itu melainkan rupanya kuning, maka barang yang dibawanya itu pun kuning jua
----------------------------------------
66) Dan jikalau nafas kita itu keluar disebelah atas melainkan laki-laki yang putih kuning kulitnya yang datang kepada kita, maka jikalau ia membawa jenis barang kepada kita dengan warna putih ataupun sebagainya
----------------------------------------
67) Demikian lagi jikalau nafas kita keluar disebelah bawah melainkan laki-laki yang hitam kulitnya datang kepada kita, maka jikalau ia membawa jenis barang makanan itu dengan rupanya hitam warnanya
----------------------------------------
68) Demikian juga kalau nafas kita keluar itu terpecah dua ataupun tiga melainkan alamatnya datang orang kepada kita dua ataupun tiga orang
----------------------------------------
69) Demikian juga jikalau nafas kita yang sama tengah itu keluar halus seperti jarum rasanya inilah yang amat baik, yakni Ketika Selamat namanya
----------------------------------------
70) Dan demikian jikalau nafas kita itu keras rasanya disebelah kanan maka tiba-tiba datang orang itu kepada kita membawa khabar hal yang tidak baik
----------------------------------------
71) Maka orang itu duduk disebelah kiri kita, maka nafas kita pada masa itu keras sebelah kanan kita, maka khabar orang itu dusta belaka
----------------------------------------
72) Maka jikalau ia duduk disebelah kira maka nafas kita pun keras disebelah kiri juga, maka khabar itu nyatalah sungguhannya, tiada ia berdusta sama sekali
---------------------------------------
73) Tatkala nafas kita keluar itu Jibril namanya dan tatkala masuk itu Jibrail namanya, dan waktu yang mana dinamakan Jibrail dan waktu yang mana dikatakan Jibril, adapun waktu ia membawa firman Tuhan kepada hambanya inilah dinamai Jibrail dan waktu ia menerima puji hambanya itu serta membawa mengadap Tuhan nya inilah dinamai akan dia Jibril
----------------------------------------
74) Tatkala nafas kita itu keluar disebelah kanan Jibrail namanya dan takala ia masuk itu Mikail namanya dan takala ia keluar disebelah kiri itu Israfil namanya dan takala ia masuk Izrail namanya, dan adapun Istana Nafas itu didalam Otak, inilah yang bernama Ruhul Nafsi cahayanya putih
----------------------------------------
75) Dan adapun perbedaan Ruh dengan Nafas itu berlainan, yakni nafas itu keluar dan masuk, dan adapun Ruh itu tiada keluar dan tiada masuk, tetapi Ruh itu pergi datang pada Jalan Bathin, Yakni diibarat seumpama kita masuk pada Alam Khayal dan Alam Misal, seperti kita melihat saudara di negeri yang jauh terbang ke udara dengan tiada bersayap
----------------------------------------
76) Demikianlah sabit Hayyat itu adanya, tiada ada didalam dan tiada diluar dan tiada diatas dan tiada dibawah karena kita ini tempat menerima Tajali Tuhan jua adanya
----------------------------------------
77) Maka diri yang Bathin itulah nyawa kita maka tiadalah dapat kita lihat dengan mata kepala kita karena tidak ada warna padanya akan tetapi kita ketahui diri yang Bathin itu kenyataannya pada diri yang Zahir jua
----------------------------------------
78) Tatkala kita lihat sifat yang Zahir itu seperti hidup dan tahu dan kuasa dan berkehendak dan mendengar dan melihat dan berkata-kata dan gerak dan diam itulah nyata pada diri kita yang Zahir, itulah sifat diri kita yang Bathin
----------------------------------------
79) Maka tatkala itu kita lihat nyata pada diri kita yang Zahir sifat diri kita yang Bathin itu tiada didalam dan tiada di luar dan tiada di atas dan tiada di bawah dan tiada di kiri dan di kanan melainkan hendaklah kita ketahui dengan yakin bahwa ada diri kita yang Bathin itulah Nyawa kita, yakni bayang-bayang Sifat Tuhan
----------------------------------------
80) Maka adalah kelakuan Sifat Tuhan itu nyatalah pada diri kita yang Bathin dan bagaimana kelakuan sifat diri kita yang Bathin itu nyata pada diri kita yang Zahir, maka jikalau kita hendak melihat kelakuan diri kita yang Bathin melainkan hendaklah kita masuk kepada Alam Khayal ataupun Alam Misal melainkan dapatlah kita melihat kepada kenyataan Sifat Tuhan
----------------------------------------
81) Apabila sudah faham yang demikian itu maka kita ketahuilah hidup Badan itu dengan sebab hidup Nyawa dan tahu Badan itu dengan sebab tahu Nyawa dan kuasa Badan itu dengan sebab kuasa Nyawa dan berkehendak Badan itu dengan sebab berkehendak Nyawa dan mendengar Badan itu dengan sebab mendengar Nyawa dan melihat Badan itu dengan dengan sebab melihat Nyawa dan berkata-kata Badan itu dengan sebab berkata-kata Nyawa dan gerak diam Badan itu dengan sebab gerak diam Nyawa
----------------------------------------
82) Maka apabila engkau sudah faham seperti yang tersebut itu engkau akan mengetahui hidup Nyawa itulah tempat menzahirkan hidup Tuhan dan tahu Nyawa itulah tempat menzahirkan ilmu Tuhan dan kuasa Nyawa itulah tempat menzahirkan Qudrat Tuhan dan berkehendak Nyawa itulah tempat menzahirkan Irradat Tuhan dan mendengar nyawa itulah tempat menzahirkan Sama’ Tuhan dan melihat Nyawa itulah tempat menzahirkan Bashar Tuhan, berkata-kata Nyawa itulah itulah tempat menzahirkan Qalam Tuhan dan berkata-kata yang tujuh itu pada diri kita yang bathin itu seperti nyatalah sifat diri kita yang Bathin dan diri yang Bathin itu sepertilah pada diri kita yang Zahir ini
----------------------------------------
83) Maka engkau ketahuilah dan engkau kenalilah bahwa diri kita yang Bathin itulah Nyawa kita tempat nyata Sifat Tuhan dan diri kita yang Zahir ini tempat tempat nyata Sifat diri kita yang Bathin, maka janganlah engkau cari Tuhan mu itu tempat yang lain pada diri kamu sendiri, maka itu sangat nyata karena sekalian alam ini seperti keadaan engkau jua, tetapi nyata Tuhan mu itu pada diri kamu itu terlebih nyata daripada yang lain karena manusia itu tempat menerima dan menzahirkan SifatNya dan Asma’Nya dan Af’alNya
----------------------------------------
84) Sifat pun Sifat Zat, Asma pun Asma Zat dan Af’al pun Af’al Zat, Qadim keempat-empat itu Esa pada pihak tanazul dan taqarop inilah rahasia orang yang mengenal diri yakni kenal diri yang Zahir dan diri yang Bathin itu tiada mempunyai wujud pada haqiqatnya segala sifat yang tersebut itu sekali-kali melainkan menjadi menghantar kepada bukan tempatnya untuk menjatuhkan hukum, taklik di atas hambanya yang mengerjarkan amar dan nahi maka jadilah wasilah ma’rifat kita pada tiga martabat, Pertama kenal diri yang Zahir dan kedua kenal diri yang Bathin dan ketiga kenal Tuhan
----------------------------------------
85) Maka apabila sudah engkau faham segala yang tersebut itu, melainkan hendaklah engkau meng Esa kan dan menSyahadatkan dan Mujahadah dan Murakabah dan Muqabalah dengan Tuhan mu itu pada dirimu karena ianya jua adanya
----------------------------------------
86) Permulaan nyata pada kita melainkan hendaklah kita senantiasa hadir hati kita kepada Tuhan kita itu jangan sekali-kali lalai baik dalam keadaan duduk dan berjalan dan gerak dan diam kita dan barang sebaginya, maka segala hal tersebut itu berlaku atas diri kita, karena semua perintah Tuhan itu berlaku atas hambanya
----------------------------------------
87) Maka perintah itu adakalanya baik dan adakalanya jahat dan adakala nikmat dan adakalanya rahmat, maka jatuh perintahnya itu diatas hambanya, melainkan wajiblah diatas hamba itu membayar haknya tatkala datang nikmat diatas kita melainkan wajiblah membayar hakNya dengan segera karena kita anugerah daripadaNya
----------------------------------------
88) Maka apabila datang bala diatas kita maka kita pandang dengan haqiqat bahwa bala itu daripadaNya jua, maka wajiblah atas kita membayar hakNya dengan sabar dan redha serta taat
----------------------------------------
89) Maka tatkala datang kebajikan diatas kita maka kita pandanglah kebajikan itu daripadaNya jua, maka wajiblah diatas kita membayar hakNya dengan segera karena semuanya itu adalah anugerahNya
----------------------------------------
90) Maka tatkala datang kejahatan maksiat atas kita maka kita pandang dengan mata hati kita ianya jua yang menjadikan maksiat itu diatas hambanya melainkan wajiblah diatas kita membayar hakNya dengan perbanyak Astaghafirullah Alazhim serta kita minta ampun dan kita minta berlindung kepadaNya jua karena ianya jua yang menjadikan segala jenis yang tersebut itu melainkan ianya jua yang mengampunkan dosanya kita melainkan Ianya jua Tuhan mengasihi akan hambaNya, maka jika tiada hal yang demikian itu niscaya sia-sialah hidup kita dalam dunia ini melainkan menyesalLah kita dalam akhirat dengan tiada berguna lagi karena sekaliannya itu kembali kepada mu jua, baik dan jahatnya
----------------------------------------
91) Maka dari itu ingatlah bahwa Bismillah itu ialah yang bernama Aku atau nyawa Muhammad, Bermula Muhammad itu nyawa manusia, adapun manusia itu tempat tajali Qudrat dan Iradat Tuhan
----------------------------------------
92) Maka segala nyawa manusia itu didalam Qolbi dan bermula Qolbi itu Jantung yakni Rumah Qolbi dan bermula Jantung itu Rumah Nyawa dan bermula Rumah Nyawa itu ialah Aku tetapi Aku itu didalam Qolbi seperti firman Allah "Wa Fi Am Pusakum Apala Tubsirun" Yakni bukankah Aku itu didalam diri kamu mengapa tidak kamu lihat
----------------------------------------
93) Dan bermula Qolbi itu yang bernama HA, bermula yang bernama HA itu Hati, bermula Hati itu ialah bernama Muhammad, maka Nyawa kita dan Sirr kita pada Muhammad dan adapun HU itu ia sendiri tiada sekalianNya
----------------------------------------
94) Maka firman Allah Taala Kun Fayakun maka jadilah Nur Muhammad di dalam Nur Allah Taala setelah lengkap jadi Nur Muhammad, maka Allah pun ghaib didalam Nur Muhammd maka Nur Muhammad pun menilik keelokan dirinya Lam Jalalah maka keluarlah nyawa sekalian alam ini
----------------------------------------
95) Yakni terpancarlah kenyataan Nurnya itu diibarat seperti lampu yang sangat terang maka jika ditatap lampu itu dengan satu tatapan raga yang dibalut dengan kertas berbagai macam warnanya maka cahaya lampu itu akan terpancar pada lobang raga, maka apabila koyak satu kertas pada lobang raga itu niscaya hilanglah cahayanya kembali kepada lampunya
----------------------------------------
96) Maka Nur Muhammad itu ghaib ia pada sekalian badan hamba Allah Taala yang mukmin, yakni bersama dengan cahaya lampu yang terpancar kepada lobang raga yang tersebut dahulunya, dan adapun Hati itu bermula dari Sirr yang Latif di taruhkan Allah Taala bagi manusia di dalam dada pada lambung kiri dan dibungkus dengan daging segumpal serta kenderaan tiap-tiap anggota jasad itu tentaranya adalah Hati karena Hati itu adalah Raja baginya dan Raja itu dua muka
----------------------------------------
97) Satu muka menilik kepada Dirinya dan satu muka menilik kepada Tuhan, maka muka yang awal itu ada di dalam matanya segala rupa Akuan, dan mata Hati itu ialah Akal dan selama Akal itu dibawah perintah Akuan maka Hati itu ditawannya hingga apabila hilang perintah Akuan daripadanya
----------------------------------------
98) Maka hilanglah Akal yang bertambah itu dan zahirlah bekasnya yang ghaib bercahaya dan cahayanya itulah yang dinamakan Nur Ma’rifat, maka meniliklah engkau dengan Nur Ma’rifat yang ditaruhkan didalam Bathinmu itu yaitu mata yang halus dan telah datanglah yang Haq dan hilanglah yang Bathil
----------------------------------------
99) Adapun HA itu daripada Hati dan jika Sirr pun daripada Hati jua karena inilah dikatakan bahwa tatkala Hati itu condong kepada segala keinginan dunia seperti makanan, lemak manis ataupun barang sebagainya, maka tatkala itu dinamai Nafsu dan apabila Hati itu condong kepada segala kebaktian dunia dan akhirat ibadatlah namanya
----------------------------------------
100) Dan tatkala Hati itu birahi kepada Allah Taala syah akan pertemuan itu maka dinamailah ia Ruh, dan tatkala Hati itu memancarkan sesuatu Akal namanya, dan Budi pun namanya, dan tatkala Hati itu mengetahui dirinya itu baik dan jahat dan sakit Hati Yang Halus namanya dan tatkala ia berkehendakan kepada sesuatu Nafsu namanya dan tatkala ia mengetahui Hamba dan Tuhan Qolbi Zarah namanya dan Cermin Ikhlas pun namanya
----------------------------------------
101) Dan Tatkala ia mengesakan Allah Taala Tauhid namanya dan Perisai pun namanya dan tatkala ia melihat Kebesaran Ma’rifat namanya dan Arash pun namanya dan tatkala ia sudah mengetahui Zat dan Sifat dan Asma dan Af’al Ummi Kitab namanya dan Nur pun namanya dan tatkala ia mengetahui Tuhan lengkap sekalian alam tetap dengan Zat dan Sifat yaitu sekalian alam kepada Tuhan Ma’rifat Nur namanya dan Ahadiah Takdir pun namanya
----------------------------------------
102) Dan tatkala ia tetap Ma’rifat dan Tauhidnya Lufh namanya dan Qalamul U’lia pun namanya dan takala ia sudah mengetahui didalam ghaib Qalamul Arash namanya dan Qalam Naps pun namanya dan takala ia tetap ketika didalam ghaib dengan Heran serta tercengang-cengang Iradat namanya dan Qudrat pun namanya dan Rahsia pun namanya
----------------------------------------
103) Takdir Rahasia itu mengembalikan Amanah Kepada Yang Empunya Amanah Amanat namanya dan tatkala ia sudah mengetahui didalam ghaib hamba yang menanggung Amanah heranlah ia akan dirinya Tercegang-cengang Amanat namanya dan Khazaan pun namanya dan tatkala ia mengetahui tubuh dan dirinya Kunhu namanya dan tatkala ia mengetahui keadaan dirinya ada sekalian alam umpama banjir ditengah pasir ataupun seperti sebuah sampan atau perahu di tengah laut Kunhu Kazal namanya dan Qolbi Mukmin pun namanya
----------------------------------------
104) Barang siapa yang bertanya dari mana datangnya ilmu ini sama dengan menanyakan dari mana datangnya Al Quran itu sendiri, jika bingung silahkan anda rujuk langsung ke Allah karena hanya Allah saja yang maha benar yang lain semuanya salah
----------------------------------------
105) dilihat mata buta, didengar tiada suara, diraba tiada rasa, maka kenali diri rata-rata, baru kenal tuhan yang nyata
----------------------------------------
106) Sebagai penutup, sesungguhnya kesempurnaan adalah suatu yang sulit tercapai, dan untuk mencapainya adalah perkara yang sungguh sangat berat, maka barang siapa yang mendapati aib pada Risalah ini segeralah untuk menutupinya, dan barang siapa yang mendapati kekurangan, segeralah menyempurnakannya, dan Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang selalu mengadakan perbaikan
----------------------------------------
107) Hanya kepada Allah lah kita memohon pertolongan, dan kepadaNya kita menyandarkan diri. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Semoga shalawat beserta salam dan barakah kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarganya, dan juga keselamatan yang banyak. Wal hamdu lillahi robbil ‘alamiin
--------------------------------------
oleh : Al Alamah Al Aribillah Al kurtubi Al jandai As Syeh yang dipertuan Agung Abah tuak ilahi Al indragiri

Rahasia Nur Kasih Allah Ta'ala

Bab ini suatu pasal pada menyatakan suatu risalah penyempurna pada menyatakan jalan sekalian Arif billah mengenal Haq Allah Ta’ala.

Adapun ahdiah dan wahdah dan wahdiah dan Alam Arwah Alam Misal Alam Ajsam dan Alam Insan.
Adapun Ahdiah itu zat Allah Ta’ala martabatnya Lata’yun dan Wahdah itu sifat Allah ta’ala martabatnya ta’yun awal dan Wahdiah itu asma’ Allah Ta’ala martabatnya Ta’yan tsani, dan Alam Arwah Alam Misal Alam ajsam dan Alam insan itu Af’al Allah Ta’ala.
Adapun Ahdiah itulah sebenar benarnya insan dan insan itulah manusia dan sebenar benarnya manusia itulah Allah dan sebenar benarnya Allah itulah sifat Allah dan sebenar benarnya sifat Allah itulah zat Allah dan sebenar benarnya zat Allah itulah wujud Allah dan sebenar benarnya wujud Allah itulah Af’al Allah Ta’ala dan sebenar benarnya Af’al Allah Ta’ala itu inilah adanya, jangan syak dan sangka.
Jangan syak lagi kita insan ini, kita inilah sebenar benarnya manusia dan kita inilah sebenar benarnya Allah Ta’ala dan inilah sifat Allah Ta’ala kita inilah zat Allah Ta’ala ........Jangan syak.
Kita inilah yang bernama anak panah emas, ulunya ma’nikam batangnya zamrud talinya perak, Jangan sangka dan kita inilah Allah dan kita inilah zat Allah dan kita inilah Ganah zat Allah Ta’ala, janganlah syak dan daripada sekalian Asma’ yang tersebut itu maka sampailah ganah kepada zat Allah Ta’ala .... janganlah syak dan kita inilah zat sendirinya dan kita inilah wujud Allah Ta’ala dan kita zat Allah Ta’ala dan kita inilah Af’al allah Ta’ala.
Adapun Ahdiah itu Hakikat Allah dan Wahdiah itu Hakikat Muhammad dan Wahdiah itu Hakikat Insan.
Adapun Ahdiah martabat Lata’yun dan Wahdah martabatnya ta’yun Awal dan Ahdia martabatnya Ta’yun tsani dan kita inilah yang bernama Muhammad dan Muhammad inilah bayang bayang Haq Ta’ala, karena Ruhulquddus itulah sebenar benarnya Muhammad dan Ruhul quddus inilah yang sebenar benarnya Haq Ta’ala, Ruhulquddus inilah tubuh Haq Ta’ala dan Haq Ta’ala inilah sebenar benarnya Muhammad Rasulullah karna ilmu Haq Allah Ta’ala dan yang berkata inilah Muhammad Rasulullah ... jangan syak dan sangka, barang siapa syak menjadi kafir na’udzubillahminha maka keluarlah ia daripada umat Muhammad dan inilah sebenar benarnya Muhammad, apabila sudah i’tiqad demikian maka kita haramlah merasai mati, inilah yang sudah kiamat akhir dan haramlah kepada kita siksa dan haramlah kepada neraka... jangan syak, inilah ma’rifat yang sudah dan kita inilah i’tiqad yang sempurna dan i’tiqad segala ahli sufi dan arifbillah dan kita inilah rahasia yang sebenar benarnya tiada lain daripada ingat Allah dalam Allah, janganlah lagi syak.

Inilah ilmu rahasia Hak Subhanahuata’ala yang diturunkan oleh Syeikh Abdul Qadir Al Jailani yang ditunjuk Allah. Dan kita inilah.

Janganlah dikatakan sana sini melainkan gurunya dengan murid maka dapat dikatakan ia janganlah sangka kita inilah yang bernama insan kamil dan kita inilah yang menanggung rahasia Allah Ta’ala, maka sekalian ini kita belaka jibril, mikail, irrofil, izrail itupun kita belaka, Iman Islam kita belaka dan Sir cita cita Rasa, ‘isyiq, asyiq, masyuq pun kita belaka dan wadi madi mani ma’nikam suatu juga, tanah api air angin pun kita belaka dan syari’at thariqad hakikat ma’rifat pun kita belaka, awal akhir zahir bathin pun kita belaka, dunia akhirat syurga neraka pun kita belaka, wujud ‘ilmu Nur dan /syuhud suatu juga, alam arwah alam misal alam ajsam dan alam insan suatu juga kepada nubut insan kamil mukamil menzahirkan Allah dan nama Muhammad lagi pula tersurat nama Allah dan Muhammad kepada tubuh insan lagi pula ghoib Allah kepada Muhammad, Muhammad ghoib kepada Allah karna Allah dan Muhammad itu tiada bercerai barang suatupun.
Dan lagi pula nyawa tumbuh tumbuhan dan segala binatang itu tubuh kepada perempuan dan nyawa perempuan itu tubuh kepada kita dan nyawa kita itu berubah lima kali pada sehari semalam, pertama waktu subuh kepada ujung sulbi duduknya, dan waktu dzuhur itu kepada antara pusat dengan tulang belakang duduknya dan waktu ‘ashar itu kepada tengkuk duduknya dan waktu maghrib itu kepada antara kedua kening duduknya dan i’sya kepada ubun ubun duduknya sampai sembahyang witir itu kepada fuat duduknya Wallahi demi Allah Rasulullah, janganlah syak lagi.